BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
merupakan perbesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau
korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium
ovarium.
Ovarium jarang sekali menjadi tempat
timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini memang benar, karena karsinoma
ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000) yang lebih banyak daripada
karsinoma serviks dan korpus uteri secara bersama-sama. Bukan frekuensinya
tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma ini demikian jahat.Banyak
dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya bukan merupakan masalah yang
serius.Radang primer ovarium merupakan sesuatu yang jarang, tetapi salpingitis
pada tuba seringkali menimbulkan reaksi periovarium yang disebut
salpingooforitis.Sebagaimana telah dibicarakan, ovarium sering terkena secara
sekunder pada endometriosis.Hanya kista non-neoplasma dan neoplassma yang
memerlukan perhatian lebih lanjut.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini adalah :
1) Definisi
dari kista ovarium
2) Klasifikasi
kista ovarium
3) Penyebab
dari kista ovarium
4) Patofisiologi
5) Manifestasi
kista ovarium
6) Pemeriksaan
penunjang
7) Komplikasi
kista ovarium
8) Proses
penyembuhan luka
1.3 Tujuan
1.
Bagi penulis
Dapat menambah wawasan
asuhan keperawatan dengan kista ovarium
2.
Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan
dan menambah pengetahuan tentang kista ovarium
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Kista Ovarium merupakan jenis kista
yang mengarah pada penyakit neoplasma yaitu penyakit yang mengarah pada
keganasan atau cenderug pada tumor.Kista adalah kantong berisi cairan,
kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya
bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang
kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair
(Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
2.2 Klasifikasi
Kista Ovarium
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2,
yaitu :
A.
Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen
dan progresterone
1)
Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan
epitelium yang berkurang di dalam korteks
2)
Kista fungsional
3)
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.Kista
ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi.
Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati ,disertai kematian ovum
disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai
kista-kista kecil.Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak,
sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
klinis.Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista,
sehingga terjadi suatu haematoma folikuler.
4)
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vascularisasi.Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.Secara
perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya
tinggalah cairan yang jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada
kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan
perut.
5)
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa.
6)
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
B. Kista
neoplasma
1)
Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
2)
Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal
dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
.Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar.Ukuran yang terbesar yang pernah
dilaporkan adalah 328 pound.Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk
tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih
kebiru-biruan.
3)
Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal
ovarium).Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum,
tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali.Dinding luarnya dapat menyerupai
kista mucinosum.Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephitelium).
4)
Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid
5)
Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
2.3 Etiologi
Kista ovarium merupakan jenis yang
paling sering terjadi terutamayang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi
yang berasal dari korpusluteum.Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang
merupakanneoplasma.
Kista ovarium terbentuk oleh
beberapa sebab.penyebab inilah yang membentuk tipe dari kista. diantara
beberapa kista ovarium, tipe ovarium merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium
yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu cairan yang normal terdapat dalam
ovarium.pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka
saat siklusmentruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus folikel
ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan
menjadi kista. cairan yang mengisi kista adalah darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi dari pembuluh darah kecil ovarium.
2.4 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan
membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan
siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akanmelepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa
folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat
bersifat ganas atau jinak.Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis
sel dan jaringan ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.Jenis
kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk
jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
merupakan perbesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau
korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari
epitelium ovarium.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga timbul
dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.Asalnya tidak
teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak
berdiferensiasi.Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan
yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari
lapisan kulit.Rambut, gigi, tulang, dan banyak jaringan lainnya ditemukan dalam
keadaan rudimenter pada kista ini.Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi
yang dapat terjadi.Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya
tergantung tipenya.
Pasien
dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau
kronis.Gejala-gejala tentang ruptur kista menstimulasi berbagai
kegawatdaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau kehamilan ektopik.Kista
yang lebih besar dapat menyebabkan pembengakakan abdomen dan menekan pada
organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan
kista ovarium yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.Jika
ukuran leber kista kurang dari 5cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakn utuk
menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.Sekitar 98% lesi yang terjadi
pada wanita yang beusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia
50 tahun,hanya 50% yang jinak.
Perawatan
pascaopratif setalah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen,dengan satu pengecualian. Penurunan
tekanan intra-abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besarr
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Komplikasi ini dapat dicegah
sampai suatu tingkkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
Ovarium
Ovarium
jarang sekali menjadi tempat timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini
memang benar, karena karsinoma ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000)
yang lebih banyak daripada karsinoma serviks dan korpus uteri secara
bersama-sama. Bukan frekuensinya tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma
ini demikian jahat.Banyak dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya
bukan merupakan masalah yang serius.Radang primer ovarium merupakan sesuatu
yang jarang, tetapi salpingitis pada tuba seringkali menimbulkan reaksi
periovarium yang disebut salpingooforitis.Sebagaimana telah dibicarakan,
ovarium sering terkena secara sekunder pada endometriosis.Hanya kista
non-neoplasma dan neoplassma yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Kista
folikel dan luteal dalam ovarium demikian lazimnya dijumpai, yang hampir
merupakan variasi fisiologis.
Kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau
folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.Kista demikian seringnya
adalah multipel dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi
ovarium. Biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai
diameter 4 sampai 5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit di daerah
pelvis. Kista ini dilapisi oleh sel granulosa atau bila kecil oleh sel luteum,
tetapi akibat tetimbunnya cairan, maka menimbulkan penekanan sehingga terjadi
atrofi sel. Kista yang lebih besar sering hanya memiliki lapisan jaringan
stroma yang tertekan sebagai dinding.Kadang-kadang kista yang biasanya tidak
berbahaya ini mengalami ruptur, menghasilkan perdarahan intraperitonium dan
gejala akut abdomen.
2.5 Manifestasi klinis
Sebagian
besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya.Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
Meski
demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul
bila anda mempunyai kista ovarium :
1)
Perut terasa penuh, berat, kembung
2)
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3)
Haid tidak teratur
4)
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
5)
Nyeri sanggama
6)
Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil
2.6 Pemeriksaan
Penunjang
Pemastian
diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1) Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini
tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor.Gambaran
ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.
Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
2) Laparoskopi
Dengan
laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil
di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau
mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3) Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4) Pemeriksaan fisik dan abdomen
Kista yang
mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan melalui USG karena gambaran
tertentu dapat terlihat .misalnya dinding yang menebal atau tidak beraturan .
jadi pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui .
2.7
Penatalaksanaan
Pengobatan kiste ovarii yang besar
biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.Jika ukuran lebar kiste
kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda
yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kiste.
Operasi lakukan karena kista itu
bertangkai maka kemungkinan terpuntir dapat terjadi .jika itu terjadi , maka
rasa sakit luar biasa akan muncul sehingga operasi mendadak harus dilakukan.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan
abdomen.Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste
yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini
dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
Pemberian
pada obat kista tergantung pada jenis kista itu sendiri.pada kista
endometriosis yang masih kecil, pengobatan dapat dilakukan. namun, kalau kista
sudah membesar, tetap saja operasi tetap dilakukan. Jadi mau tidak mau operasi
tetap dilakukan karena itu cara terbaik dalam pengobatan kista .
2.8 Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista
ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40
tahun.Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada
wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai
adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya
ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode
konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih
baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
2.9 Pencegahan
Kista
Untuk mencegah timbulnya kista
dengan menjaga pola hidup sehat. Namun, pencegahan yang dilkakuan juga
tergantung pada jenis kista .ada kista yang dapat dicegah dan ada pula yang
tidak. kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrio tidak dapat dicegah karena
sudah ada sejak lahir. timbulnya jenis kista sebenarnya dapat dicegah termasuk
pada orang yang memiliki bakat kista. cara pencegahannya adalah dengan
menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara
teratur.
Proses Penyembuhan Luka
Tanpa memandang bentuk, proses
penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut
waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan
Fase-fase penyembuhan luka antara
lain :
1) Fase I
Pada fase
ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk
mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka
dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan
jahitan dengan baik.
2) Fase II
Berlangsung
3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai
kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu
minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen
akan menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase
ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah
3) Fase III
Kolagen
terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun.
Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada
minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak
menggunakan otot yang terkena.
4) Fase IV
Berlangsung
beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka,
walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila
luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan
terjadi ceruk yang berlapis putih
2.10
PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat
kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
b.
Riwayat
kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c.
Riwayat
kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d.
Riwayat
perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai
amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a.
Kepala
1)
Hygiene
rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera
: ikterik/tidak
2) Konjungtiva :
anemis/tidak
3)
Mata
: simetris/tidak
c.
Leher
1)
pembengkakan
kelenjer tyroid
2)
Tekanan
vena jugolaris.
d.
Dada
Pernapasan
1)
Jenis
pernapasan
2)
Bunyi
napas
3)
Penarikan
sela iga
e.
Abdomen
1)
Nyeri
tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
f.
Ekstremitas
1)
Nyeri
panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g.
Eliminasi,
urinasi
1)
Adanya
konstipasi
2) Susah BAK
7.
Data
Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi
mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a.
Pemeriksaan
Hb
b.
Ultrasonografi
Untuk mengetahui letak batas kista.
K. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a.
Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b.
Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c.
PK perdarahan
2. Post operasi
a.
Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b.
Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c.
Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)
.
RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
|
||||
NO
|
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
|
TUJUAN (NOC)
|
INTERVENSI
NIC
|
|
1
|
Nyeri
akut b.d agen injuri biologi
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC
:
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria
Hasil :
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v Mampu
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v Menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v Tanda vital dalam rentang normal
|
Pain Management
§
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§
Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
§
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§
Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
|
|
2
|
Kecemasan bd diagnosis dan pembedahan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24
jam diharapakan cemasi terkontrol
NOC
:
v
Anxiety control
v
Coping
Kriteria
Hasil :
v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas
v Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan
tehnik untuk mengontol cemas
v
Vital sign dalam batas normal
v
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
|
NIC
:
Anxiety
Reduction (penurunan kecemasan)
·
Gunakan pendekatan yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
· Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
·
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
·
Dorong keluarga untuk menemani anak
·
Lakukan back / neck rub
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
·
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
·
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
|
|
3.
|
PK:
Perdarahan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapakan pasien menunjukkan perdarahan dapat diminimalkan
|
Monitor tanda-tanda perdarahan
gastrointestinal
·
Awasi petheciae, ekimosis, perdarahan
dari suatu tempat
·
Monitor vital sign
·
Catat perubahan mental
·
Hindari aspirin
·
Awasi HB dan factor pembekuan
·
Berikan vitamin tambahan dan pelunan
feses
|
|
Post Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
|
|||
NO
|
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
|
TUJUAN (NOC)
|
INTERVENSI
(NIC)
|
1
|
Nyeri
akut b.d agen injuri fisik
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC
:
v
Pain Level,
v
Pain control,
v
Comfort level
Kriteria
Hasil :
v
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v
Tanda vital dalam rentang normal
|
Pain Management
§
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§
Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
§
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§
Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
|
2
|
Resiko
infeksi b.d penurunan pertahanan primer
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24
jam diharapakan infeksi terkontrol
NOC
:
v
Immune Status
v
Knowledge : Infection control
v
Risk control
Kriteria
Hasil :
v
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan
serta penatalaksanaannya,
v
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v
Jumlah leukosit dalam batas normal
v
Menunjukkan perilaku hidup sehat
|
Infection
Control (Kontrol infeksi)
·
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·
Pertahankan teknik isolasi
·
Batasi pengunjung bila perlu
·
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien
·
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
· Cuci
tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
· Ganti
letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·
Tingktkan intake nutrisi
·
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection
Protection (proteksi terhadap infeksi)
·
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·
Monitor hitung granulosit, WBC
·
Monitor kerentanan terhadap infeksi
·
Batasi pengunjung
·
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·
Pertahankan teknik isolasi k/p
·
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·
Dorong masukan cairan
·
Dorong istirahat
·
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·
Ajarkan cara menghindari infeksi
·
Laporkan kecurigaan infeksi
·
Laporkan kultur positif
|
3
|
Deficit
personal hyegene b.d imobilitas (nyeri pembedahan)
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapakan pasien menunjukkan kebersihan diri
NOC
:
v
Kowlwdge : disease process
v
Kowledge : health Behavior
Kriteria
Hasil :
v
Pasien bebas dari bau
v
Pasien tampak menunjukkan kebersihan
v
Pasien nyaman
|
Personal
hyegene managemen
·
Kaji keterbatasan pasien dalam perawatan diri
·
Berikan kenyamanan pada pasien dengan membersihkan tubuh pasien
(oral,tubuh,genital)
·
Ajarkan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan diri
·
Ajarkan kepada keluarga pasien dalam menjaga kebersihan pasien
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kista adalah kantong berisi cairan,
kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya
bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang
kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair
(Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang kista ovarium . Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu Kami mohon saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR
PUSTAKA
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :
EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh
edit.
Mansjoer, Arief dkk.(2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba.(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek.(2000). Nursing Intervention Classification (NIC).
United States of America:Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America:Mosby.
William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005. American College of Obstetricians and
Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.