Thursday, 28 September 2017

KISTA OVARIUM



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan perbesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
            Ovarium jarang sekali menjadi tempat timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini memang benar, karena karsinoma ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000) yang lebih banyak daripada karsinoma serviks dan korpus uteri secara bersama-sama. Bukan frekuensinya tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma ini demikian jahat.Banyak dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya bukan merupakan masalah yang serius.Radang primer ovarium merupakan sesuatu yang jarang, tetapi salpingitis pada tuba seringkali menimbulkan reaksi periovarium yang disebut salpingooforitis.Sebagaimana telah dibicarakan, ovarium sering terkena secara sekunder pada endometriosis.Hanya kista non-neoplasma dan neoplassma yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini adalah :
1)      Definisi dari kista ovarium
2)      Klasifikasi kista ovarium
3)      Penyebab dari kista ovarium
4)      Patofisiologi
5)      Manifestasi kista ovarium
6)      Pemeriksaan penunjang
7)      Komplikasi kista ovarium
8)      Proses penyembuhan luka

1.3 Tujuan
1.      Bagi penulis
Dapat menambah wawasan asuhan keperawatan dengan kista ovarium
2.      Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang kista ovarium














BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kista Ovarium merupakan jenis kista yang mengarah pada penyakit neoplasma yaitu penyakit yang mengarah pada keganasan atau cenderug pada tumor.Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

2.2  Klasifikasi Kista Ovarium
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
A.      Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone
1)        Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks
2)        Kista fungsional
3)        Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi. Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati ,disertai kematian ovum disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil.Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu haematoma folikuler.
4)        Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi.Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.Secara perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
5)        Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
6)        Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
B.     Kista neoplasma                                       
1)        Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
2)        Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain .Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar.Ukuran yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound.Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan.
3)        Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium).Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali.Dinding luarnya dapat menyerupai kista mucinosum.Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).
4)        Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
5)        Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

2.3  Etiologi
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutamayang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpusluteum.Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang merupakanneoplasma.
Kista ovarium terbentuk oleh beberapa sebab.penyebab inilah yang membentuk tipe dari kista. diantara beberapa kista ovarium, tipe ovarium merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu cairan yang normal terdapat dalam ovarium.pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklusmentruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista. cairan yang mengisi kista adalah darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi dari pembuluh darah kecil ovarium.

2.4  Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akanmelepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan perbesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi.Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.Rambut, gigi, tulang, dan banyak jaringan lainnya ditemukan dalam keadaan rudimenter pada kista ini.Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi.Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung tipenya.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronis.Gejala-gejala tentang ruptur kista menstimulasi berbagai kegawatdaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau kehamilan ektopik.Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengakakan abdomen dan menekan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.Jika ukuran leber kista kurang dari 5cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakn utuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang beusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun,hanya 50% yang jinak.
Perawatan pascaopratif setalah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen,dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra-abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besarr biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
Ovarium
Ovarium jarang sekali menjadi tempat timbulnya penyakit primer,kecuali neoplasma.ini memang benar, karena karsinoma ovarium menyebabkan kematian (kira-kira 12.000) yang lebih banyak daripada karsinoma serviks dan korpus uteri secara bersama-sama. Bukan frekuensinya tetapi letalitasnya yang menyebabkan karsinoma ini demikian jahat.Banyak dijumpai kista non neoplasma, tetapi pada umumnya bukan merupakan masalah yang serius.Radang primer ovarium merupakan sesuatu yang jarang, tetapi salpingitis pada tuba seringkali menimbulkan reaksi periovarium yang disebut salpingooforitis.Sebagaimana telah dibicarakan, ovarium sering terkena secara sekunder pada endometriosis.Hanya kista non-neoplasma dan neoplassma yang memerlukan perhatian lebih lanjut.


Kista folikel dan luteal dalam ovarium demikian lazimnya dijumpai, yang hampir merupakan variasi fisiologis.
Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium. Biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 sampai 5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit di daerah pelvis. Kista ini dilapisi oleh sel granulosa atau bila kecil oleh sel luteum, tetapi akibat tetimbunnya cairan, maka menimbulkan penekanan sehingga terjadi atrofi sel. Kista yang lebih besar sering hanya memiliki lapisan jaringan stroma yang tertekan sebagai dinding.Kadang-kadang kista yang biasanya tidak berbahaya ini mengalami ruptur, menghasilkan perdarahan intraperitonium dan gejala akut abdomen.

2.5 Manifestasi klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya.Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1)      Perut terasa penuh, berat, kembung
2)      Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3)      Haid tidak teratur
4)      Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha.
5)      Nyeri sanggama
6)      Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil


2.6  Pemeriksaan Penunjang
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1)      Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor.Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
2)      Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3)      Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4)      Pemeriksaan fisik dan abdomen
Kista yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan melalui USG karena gambaran tertentu dapat terlihat .misalnya dinding yang menebal atau tidak beraturan . jadi pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui . 

2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah.Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
Operasi lakukan karena kista itu bertangkai maka kemungkinan terpuntir dapat terjadi .jika itu terjadi , maka rasa sakit luar biasa akan muncul sehingga operasi mendadak harus dilakukan. Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen.Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
            Pemberian pada obat kista tergantung pada jenis kista itu sendiri.pada kista endometriosis yang masih kecil, pengobatan dapat dilakukan. namun, kalau kista sudah membesar, tetap saja operasi tetap dilakukan. Jadi mau tidak mau operasi tetap dilakukan karena itu cara terbaik dalam pengobatan kista .

2.8  Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun.Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

2.9  Pencegahan Kista
Untuk mencegah timbulnya kista dengan menjaga pola hidup sehat. Namun, pencegahan yang dilkakuan juga tergantung pada jenis kista .ada kista yang dapat dicegah dan ada pula yang tidak. kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrio tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. timbulnya jenis kista sebenarnya dapat dicegah termasuk pada orang yang memiliki bakat kista. cara pencegahannya adalah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur.
Proses Penyembuhan Luka
Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1)      Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.
2)      Fase II           
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah
3)        Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4)      Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih
2.10      PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
     1.      Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
     2.      Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
     3.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b.      Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d.      Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
    4.      Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista  ovarium.
    5.      Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
    6.      Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a.       Kepala
1)      Hygiene rambut
2)      Keadaan rambut
b.      Mata
1)      Sklera                  : ikterik/tidak
2)      Konjungtiva        : anemis/tidak
3)      Mata                    : simetris/tidak
c.       Leher
1)      pembengkakan kelenjer tyroid
2)      Tekanan vena jugolaris.
d.      Dada
Pernapasan
1)      Jenis pernapasan
2)      Bunyi napas
3)      Penarikan sela iga
e.       Abdomen
1)      Nyeri tekan pada abdomen.
2)      Teraba massa pada abdomen.
f.       Ekstremitas
1)      Nyeri panggul saat beraktivitas.
2)      Tidak ada kelemahan.
g.      Eliminasi, urinasi
1)      Adanya konstipasi
2)      Susah BAK
     7.      Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
     8.      Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
     9.      Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
     10.  Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
     11.  Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a.       Pemeriksaan Hb
b.      Ultrasonografi
Untuk mengetahui letak batas kista.

K.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
            1.      Preoperasi
a.       Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b.      Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c.       PK perdarahan
           2.      Post operasi
a.       Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b.      Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c.       Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

   .     RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIANGOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC)

INTERVENSI NIC
1
Nyeri akut b.d agen injuri biologi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal

Pain Management
§  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§  Kurangi faktor presipitasi nyeri
§  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§  Tingkatkan istirahat
§  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

2
Kecemasan bd diagnosis dan pembedahan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapakan cemasi terkontrol
NOC :
v  Anxiety control
v  Coping
Kriteria Hasil :
v  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v  Vital sign dalam batas normal
v  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
·         Gunakan pendekatan yang menenangkan
·         Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·         Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·         Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
·         Dorong keluarga untuk menemani anak
·         Lakukan back / neck rub
·         Dengarkan dengan penuh perhatian
·         Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·         Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·         Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
·         Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

3.
PK: Perdarahan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan pasien menunjukkan perdarahan dapat diminimalkan
  Monitor tanda-tanda perdarahan gastrointestinal
·         Awasi petheciae, ekimosis, perdarahan dari suatu tempat
·         Monitor vital sign
·         Catat perubahan mental
·         Hindari aspirin
·         Awasi HB dan factor pembekuan
·         Berikan vitamin tambahan dan pelunan feses







Post Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIANGOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC)

INTERVENSI (NIC)
1
Nyeri akut b.d agen injuri fisik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC :
v  Pain Level,
v  Pain control,
v  Comfort level
Kriteria Hasil :
v  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v  Tanda vital dalam rentang normal

Pain Management
§  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§  Kurangi faktor presipitasi nyeri
§  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§  Tingkatkan istirahat
§  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

2
Resiko infeksi b.d penurunan pertahanan primer
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapakan infeksi terkontrol
NOC :
v  Immune Status
v  Knowledge : Infection control
v  Risk control
Kriteria Hasil :
v  Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
v  Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
v  Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v  Jumlah leukosit dalam batas normal
v  Menunjukkan perilaku hidup sehat

Infection Control (Kontrol infeksi)
·         Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·         Pertahankan teknik isolasi
·         Batasi pengunjung bila perlu
·         Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·         Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·         Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·         Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·         Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·         Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
·         Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·         Tingktkan intake nutrisi
·         Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
·         Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·         Monitor hitung granulosit, WBC
·         Monitor kerentanan terhadap infeksi
·         Batasi pengunjung
·         Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·         Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·         Pertahankan teknik isolasi k/p
·         Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·         Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·         Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·         Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·         Dorong masukan cairan
·         Dorong istirahat
·         Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·         Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·         Ajarkan cara menghindari infeksi
·         Laporkan kecurigaan infeksi
·         Laporkan kultur positif

3
Deficit personal hyegene b.d imobilitas (nyeri pembedahan)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan pasien menunjukkan kebersihan diri
NOC :
v  Kowlwdge : disease process
v  Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien bebas dari bau
Pasien tampak menunjukkan kebersihan
Pasien nyaman

Personal hyegene managemen
·         Kaji keterbatasan pasien dalam perawatan diri
·         Berikan kenyamanan pada pasien dengan membersihkan tubuh pasien (oral,tubuh,genital)
·         Ajarkan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan diri
·         Ajarkan kepada keluarga pasien dalam menjaga kebersihan pasien





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang kista ovarium . Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan  oleh karena itu Kami mohon saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua










                                        DAFTAR PUSTAKA      

A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk.(2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba.(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek.(2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:Mosby.

Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:Mosby.
William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005. American College of Obstetricians and Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com












No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.