STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGUKUR TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh
dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung
menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan
systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan
diastole. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air
raksa (mm hg).
PERSIAPAN ALAT :
1.
Sphygmomanometer
aneroid / air raksa
2.
Stetoskop
3.
APD
4.
Buku catatan
5.
Alat tulis
TUJUAN
Mengukur tekanan darah Klien
PERSIAPAN PASIEN, PERAWAT DAN LINGKUNGAN :
1.
Perkenalkan
diri anda pada klien, termasuk nama, jabatan atau peran, dan jelaskan apa yang
akan anda lakukan.
2.
Pastikan
identitas klien
3.
Jelaskan
prosedur dan tujuan dilakukan tindakan tersebut, jelaskan dengan bahasa yang
dapat dimengerti oleh klien.
4.
Siapkan
peralatan
5.
Cuci tangan
sebelum kontak dengan klien baru. Kenakan APD
6.
Yakinkan
bahwa klien nyaman dan bahwa anda memiliki ruangan yang cukup bagus dan
memiliki pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas tersebut.
7.
Berikan
privasi untuk klien, atau posisikan dan tutup klien sesuai kebutuhan.
8.
Istirahatkan
pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan pastikan pasien merasa
santai dan nyaman.
PROSEDUR :
1.
Mintalah
pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan diperiksa, sehingga
tidak ada penekanan pada arteri brachialis.
2.
Posisi
pasien bisa berbaring, setengah duduk atau duduk yang nyaman dengan lengan
bagian volar diatas.
3.
Gunakan
manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien
4.
Pasanglah
manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian
bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yg menekan
tepat diatas arteri brachialis.
5.
Pastikan
pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
6.
Hubungkan
manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak dan level air
raksa setinggi jantung
7.
Raba denyut
arteri Brachialis pada fossa kubiti dan arteri Radialis dengan jari telunjuk
dan jari tengah ( untuk memastikan tidak ada penekanan )
8.
Pastikan
mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil
pengukuran tepat )
9.
Tutup katup
pengontrol pada pompa manset
10. Pastikan
stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, palpasi denyut arteri radialis
11. Pompa manset
sampai denyut arteri radialis tak teraba lagi
12. Kemudian
pompa lagi sampai 20 – 30 mm hg ( jangan lebih tinggi, sebab akan menimbulkan
rasa sakit pada pasien, rasa sakit akan meningkatkan tensi )
13. Letakkan
kepala stetoskop diatas arteri brachialis
14. Lepaskan
katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2
– 3 mm hg per detik atau 1 skala perdetik
15.
Pastikan
tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis adalah tekanan
sistolik
16.
Pastikan
tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah
Denyutan terakhir disebut tekanan diastolik
17. Lepaskan
stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien.
18. Bersihkan
earpiece dan diafragma stestokop dengan disinfektan.
19. Apabila
ingin diulang tunggu minimal 30 detik.
SETELAH PROSEDUR :
1.
Ucapkan
terima kasih kepada klien
2.
Segera
laporkan adanya temuan abnormal
3.
Bersihkan
dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya
4.
Buka APD dan
cuci tangan
5.
Dokumentasikan
hasil prosedur.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.